FLAMEFOTOMETER / FOTOMETER NYALA ( PENGERTIAN , PRINSIP KERJA , PROSES ATOMISASI , BAGIAN BAGIANNYA , PROSES PELARUTAN SAMPEL / DESTRUKSI BASAH DAN KERING )
Kegunaan fotometer
nyala dalam industri kimia
1.Menentukan kadar kalium dalam pupuk
Pupuk
alam dan pupuk sintetis pada umumnya mengandung unsur hara kalium yang
berfungsi untuk tumbuh tanaman,unsur hara kalium yang terdapat pada kadarnya
dapat menggunakan fotometer nyala.
2. Menentukan kadar kalium dan Na dalam air
Unsur
kalium, natrium merupakan mineral-mineral yang terdapat dalam air,air minum
kemasan dan minuman ringan lainnya. Mineral-mineral yang terdapat dalam air
sesuai dengan batas toleransinya berguna bagi tubuh manusia. Dan kadar
mineralnya dapat di tentukan dengan menggunakan peralatan fotometer nyala.
3. Menentukan kadar Na2O dan K2O dalam
semen
PENGERTIAN
Fotometri nyala adalah suatu
metoda analisa yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar
monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di pancarkan oleh
suatu logam alkali atau alkali tanah pada sasat berpijar dalam keadaan nyala
dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam
tersebut.
Fotometri nyala didasarkan pada
kenyataan bahwa sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada
suu tertentu serta memancarkan emisi radiasi untuk panjang gelombang tertentu.
Eksitasi terjadi bila elektron terluar keluar dari orbitalnya ke orbital yang
lebih tinggi. Dan bila terjadi eksitasi atom, elektron akan kembali ke orbital
semula dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Oleh karena tingkat-tingkat
energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu unsur logam
tertentu,maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam tersebut
adalah khas pula. Dasar ini digunakan untuk analisia logam secara reaksi nyala.
Prinsip kerja
Fotometri nyala
Apabila suatu atom dikenal energi maka elektron terluar akan
mengalami eksitasi,keadaan ini tidak stabil dan elektron akan kembali lagi ke
tingkat dasar dengan melepaskan energi radiasi dalam bentuk emosi. Semakin
besar emisi maka konsentrasi analit juga semakin tinggi. Konsentrasi (C) setara
dengan emisi.
Proses Atomisasi
Larutan diubah menjadi aerosol (butir-butir kabut dengan
ukuran partikel 15-20µm) Partikel-partikel kabut yang halus kemudian bersama
aliran campuran gas bahan bakar,masuk kedalam nyala,sedangkan titik kabut yang
besar dialirkan melalui saluran pembuangan. Selanjutnya pada nyala terjadi
proses aatomisasi yaitu pembuangan kabut atau uap garam menjadi atom-atom
bebas.
Fotometer nyala
tersusun dari :
1. Pengatur tekanan dan pengukur aliran
Digunakan
untuk mengatur tekanan dan aliran gas yang dihasilkan
2. Atomizer
Terdiri
dari nebulizer,spray chamber dan burner. Nebulizer berfungsi merubah larutan
menjadi aerosol (butir kabut dengan ukuran partikel 15-20 mikrometer)
Spray chamber berfungsi
menghomogenkan aerosol,gas pembakar dan gas oksidan sebelum masuk ke burner.
Pembakar/burner adalah tempat
terjadinya proses atomsasi. Atomisasi yaitu mengubah kabut atau uap garam
menjadi atom bebas.
3. Sistem optik
Berfungsi
untuk mengumpulkan dan membuat cahaya monokromatis serta memfokuskan ke
detektor dan digunakan untuk menseleksi warna-warna nyala dari unsur-unsur yang
mengalami eksitasi,warna filter yang digunakan harus sama dengan warna nyala
yang akan ditentukan.
4. Detektor
Mengukur
intensitas sinar yang diemisikan dan mengubahnya dalam bentuk energi listrik.
5. Rekorder
Sinyal
listrik yang keluar dari detektor diubah menjadi satuan yang terukur.
Gangguan-gangguan dalam fotometer nyala :
1.Gangguan spektrum
Gangguan
yang disebabkan oleh unsur-unsur lain yang terdapat bersama dengan unsur yang
akan dianalisa. Gangguan ini dapat dihilangkan dengan mempertinggi pemisahan
cahaya atau mengatur band width.
2. Gangguan emisi latar belakang
Disebabkan
adanya zat tertentu yang ada dalam nyala dan dapat dihilangkan dengan
menggunakan larutan blanko.
3. Gangguan sifat fisik dari larutan
Variasi
sifat fisik dari larutan dapaat memperkecil intensitas sinar yang akan
dianalisa. Seperti viskositas . makin besar viskositas dari suatu larutan yang
dianalisa, makin lambat larutan tersebut mencapai nyala. Sehingga intensitas
pancaran pada alat akan semakin kecil dan tidak sesuai dengan konsentrasi unsur
yang kita analisa.
4. Pengaruh ion lain
Terjadi
jika garam-garam atau ion lain terdapat dalam nyala. Gangguan ini dapat
menurunkan intensitas sinar yang diemisikan. Gangguan ini dapat dihilangkan
dengan mempertinggi bandwith.
5. Gangguan inonisasi
Gangguan
ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala lebih tinggi. Logam alkali dan
alkali tanah yang mudah terionisasi, akibat dari adanya ionisasi akan
mengurangi jumlah atom netral. Akibatnya intensitas dari spektrum atom akan
berkurang dan tidak sesuai dengan konsetrasi yang akan kita amati.
PROSES PELARUTAN ATAU
DESTRUKSI SAMPEL
Suatu sampel yang akan dianalisis dengan flamefotometer
harus dilakukan dengan cara destruksi terlebih dahulu.
Destruksi yaitu proses pemecahan suatu unsur dari ikatan
dengan senyawa yang lain.
Proses destruksi ada
2 yaitu :
Destruksi basah
Untuk
sampel yang berupa cairan dilakukan destruksi basah dengan cara menambahkan
asam kuat seperti asam nitrat,asam klorida dan dilakukan pemanasan.
Destruksi kering
Untuk
sampel yang mempunyai kandungan organik tinggi dilakukan destruksi kering.
Tujuan destruksi kering adalah menghilangkan seluruh bahan organik dengan
memanaskan sampel dalam cawan porselen dalam tungku (furnace) pada suhu 600oC
sampai seluruh bahan organik habis teroksidasi sehingga diperoleh abu berwarna
putih. Abu yang sudah putih kemudian dilarutkan dalam HCl atau HNO3
dan unsur siap dianalisa.
Post a Comment