MACAM , SIFAT DAN HASIL PENGUJIAN PADA UNSUR PERIODE KETIGA
A. Macam – Macam Unsur Periode Ketiga
Unsur periode ketiga dalam sistem periode unsur terdiri dari delapan unsur
yaitu natrium(Na), magnesium(Mg), aluminium(Al), silikon(Si), fosfor(P),
sulfur(S), klorin(Cl) dan argon(Ar). Unsur tersebut terletak dalam golongan
yang berlainan, berikut tabel mengenai letak unsur periode 3;
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Logam
|
Metaloid
|
Nonlogam
|
Gas mulia
|
||||
IA,IIA,IIIA
|
IVA
|
VA,VIA,VIIA
|
VIIIA
|
||||
Cl S Si Al Mg Na Ar P
Gambar unsur periode 3.
a.
Natrium (Na)
Natrium atau sodium adalah unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium
adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke
logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia
sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi
kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif,
natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.
b.
Magnesium (Mg)
Magnesium
adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang terletak pada golongan IIA, memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta
berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2%
berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air
laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy)
untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut
"magnalium" atau "magnelium".
c.
Aluminium (Al)
Aluminum ialah unsur
kimia dalam tabel periodik unsur yang terletak pada golongan IIIA, dengan simbol Al
dan nomor atom 13. Aluminium adalah logam yang paling berlimpah,
merupakan konduktor listrik yang baik, terang dan kuat serta tahan terhadap korosi. Aluminium dapat ditempa
menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Aluminium banyak
digunakan dalam kabel bertegangan tinggi, bingkai jendela dan badan pesawat
terbang, ditemukan di rumah
sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu. Aluminium juga
digunakan untuk melapisi lampu mobil.
d.
Silikon (Si)
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Si dan nomor
atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat
paramagnetik. Unsur kimia ini dtemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi
plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.
e.
Fosfor (P)
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi
walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis
senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida
(ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang
paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor
dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam
gelap (glow in the dark).
f.
Sulfur (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
S dan nomor
atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam
bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang
dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Sulfur adalah unsur
penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
g.
Klorin(Cl)
Klor (bahasa Yunani: Chloros,
"hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen (VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang
tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk
pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair
atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.
h.
Argon(Ar)
Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan
nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer
bumi.
Nama "argon"
berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak
aktif", sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami
reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat
argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple
suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam Skala Suhu
Internasional 1990.
B.
Sifat Fisik dan Kimia Unsur Periode Ketiga
1. Sifat Fisik Unsur Periode Ketiga
Data sifat periodic
unsur-unsur periode ketiga
Sifat Senyawa
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Nomor atom
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
Elektron valensi
|
35
|
352
|
3523p1
|
352p32
|
3523p3
|
3523p4
|
3523p5
|
3523p6
|
Jari-jari atom
|
1,86
|
1,60
|
1,43
|
1,17
|
1,10
|
1,04
|
0,99
|
0,97
|
Energi ionisasi(Kj/ma)
|
495,8
|
737,7
|
577,6
|
786,4
|
1011,7
|
999,6
|
1251,1
|
1520,4
|
Keelektronegatifan
|
0,93
|
1,31
|
1,61
|
1,90
|
2,19
|
2,58
|
3,16
|
-
|
Titik leleh (0C)
|
97,81
|
648,8
|
660,37
|
1,410
|
44,1
|
119,0
|
-100,98
|
-189,2
|
Titik didih
|
903,8
|
1,105
|
2467
|
2,355
|
280
|
44,67
|
-34,6
|
-185,7
|
Berdasarkan tabel
tersebut, kita dapat mengetahui bahwa dari kiri ke kanan, jumlah elektron
valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap. Akibatnya, jari-jari
atom semakin kecil sehingga semakin sukar melepaskan elektron (ionisasinya
semakin besar). Harga keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke
kanan semakin besar dan sebaliknya, harga keelektropositifan semakin kecil.
Unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur
tersebut memiliki harga (t.l) dan (t.d) di atas suhu ruangan (di
atas 250C). Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki
(t.l) dan (t.d) di bawah suhu ruangan. Dalam periode ketiga,
letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na
>Mg> Al. Jadi Na paling reaktif.
2. Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga
Unsur – unsur periode
ketiga memiliki keteraturan sifat secara berurutan dari kiri kekanan sebagai
berikut :
a.
Sifat Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi
Sifat pereduksi semakin
bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsur - unsur periode ke tiga ini dapat
anda lihat dari harga potensial reduksinya.
Table potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga.
Sifat Senyawa
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
-2,711
|
-2,375
|
-1,706
|
-0,13
|
-0,276
|
-0,508
|
+1,358
|
-
|
Dari kiri ke kanan
unsur periode ketiga memiliki harga potensial reduksi 5 standart yang semakin
positif sehingga sifat pereduksinya semakin berkurang dan sifat pengoksidasinya
semakin bertambah.
Natrium merupakan
pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih lemah
dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas.
Contoh :
2Na (5) + 2H
O (l) 2Na OH (ag) + H2 (g)
Mg (5) + H2O
(l) (tidak bereaksi)
Mg (5) + 2H2O
(l) panas →Mg (OH)2 + H2 (g)
Al (5) + H2O
(l) (tidak bereaksi)
2Al (5) + 3H2O
(g) panas →Al2 O3 (5) + 3H2
(g)
Sedangkan silicon
memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga silicon yang bereaksi dengan
oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2
(g) →Si O2 (5)
Si (5) + 2Cl2
(g) →Si Cl4 (l)
b.
Sifat Logam dan Nonlogam
Unsur-unsur periode
ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, sedangkan unsur-unsur P,
S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang memiliki sifat
peralihan antara unsur logam dan nonlogam sehingga disebut unsur metalloid
(semi logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas mulia yang bersifat insert
(sulit bereaksi) sehingga tidak dibahas lebih lanjut dalam bab ini.
c.
Sifat Asam-Basa
Sifat asam berkaitan
dengan sifat non logam,sedangkan sifat basa berkaitan dengan logam. Sifat basa
atau sifat asam dari suatu unsur bergantung pada konfigurasi electron dan harga
ionisasi unsur - unsur tersebut.
·
Sifat Basa
Dari kiri ke kanan,
unsur - unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi yang semakin besar
sehingga semakin sukar melepas electron. Penyebabnya electron Dari unsur
tersebut akan kurang tertarik kea rah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk
membentuk ion OH menjadi berkurang.
Contoh :
M – OH→ M+ + OH-
Jadi, dari kiri kekanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah.
·
Sifat Asam
Energi
ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin
mudah menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kana sifat asam
unsur periode ketiga semakin kuat.
Contoh :
M – OH →MO- + H+
Senyawa asam unsur
periode ketiga, yaitu : asam siukat (H2SiO3) asam fosfat
(H3DO4) asam sinfat (H2SO4) dan
asam paklorat (HCO4). Senyawa H2SiO3 merupakan
asam sangat lemah sehingga mudah terurai menjadi senyawa SiO2 dan H2O.
C.
Pengujian
Unsur – Unsur Periode Ketiga
·
Reaksi dengan Air
1.
Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan
hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.
2. Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi
terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke
dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan
mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan
terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan
menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
3.
Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan
alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan
alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama
reaksi.
4.
Silicon
Terdapat beberapa perbedaan dalam beberapa buku atau web mengenai bagaimana
reaksi silikon dengan air atau uap air. Sebenarnya hal ini tergantung pada
silikon yang digunakan. Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan
agak seperti logam hampir tidak reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
5.
Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak
bereaksi dengan air.
6.
Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan
berwarna bijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam
klorida dan asam hipoklorit.
·
Reaksi dengan Oksigen
1. Aluminium
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk.
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk.
2. Silikon
Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup kuat. Dihasilkan silikon dioksida.
Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup kuat. Dihasilkan silikon dioksida.
3. Fosfor
Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.
Proporsinya bergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Dengan oksigen berlebih, produk yang dihasilkan hampir semuanya berupa fosfor (V) oksida.
Untuk fosfor (III) oksida:
Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.
Proporsinya bergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Dengan oksigen berlebih, produk yang dihasilkan hampir semuanya berupa fosfor (V) oksida.
Untuk fosfor (III) oksida:
Untuk fosfor (V) oksida:
4. Sulfur
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.
5. Klor dan Argon
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen. Argon juga tidak bereaksi dengan oksigen.
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen. Argon juga tidak bereaksi dengan oksigen.
·
Reaksi dengan Klor
1. Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
2. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
3. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
4. Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
5. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).
6. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
7.
Klor dan Argon
Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan argon tidak bereaksi dengan klor.
Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan argon tidak bereaksi dengan klor.
Post a Comment